Search This Blog

Wednesday, April 20, 2011

Pasca Panen Buah


I.    pendahuluan

Potensi pengembangan buah-buahan di Indonesia sangat besar. Keanekaragaman varietas dan didukung oleh iklim yang sesuai untuk buah-buahan tropika, menghasilkan berbagai  buah-buahan yang sangat bervariasi dan menarik. Disamping itu dengan areal yang cukup luas sehingga dapat menghasilkan buah-buahan yang cukup potensial disamping komoditi lainnya.

Buah-buahan apabila setelah dipanen tidak ditangani dengan baik, akan mengalami perubahan akibat pengaruh fisiologis, fisik, kimiawi, parasitik atau mikrobiologis, dimana ada yang menguntungkan dan sangat merugikan bila tidak dapat dikendalikan yaitu timbulnya kerusakan atau kebusukan. Hal ini akan  mengakibatkan tidak dapat dimanfaatkan lagi, sehingga merupakan suatu kehilangan (loss).  Di Indonesia kehilangan buah-buahan cukup tinggi, 25 - 40 %. Untuk menghasilkan buah-buahan dengan kualitas yang baik, disamping ditentukan oleh perlakuan selama penanganan on-farm, ditentukan juga oleh faktor penanganan pasca panen yang secara umum mulai dari pemanenan, pengumpulan, sortasi, pembersihan dan pencucian, grading, pengemasan, pemeraman, penyimpanan dan pengangkutan.
           

Ii.   FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANGANAN PASCA PANEN

1.      Faktor Biologi : respirasi, produksi etilen,   
      perubahan komposisi kimia, kehilangan air.
2.      Faktor Lingkungan : suhu, kelembaban, komposisi atmosfer dan etilen.


III.  TAHAPAN PENANGANAN PASCA PANEN BUAH-BUAHAN

            Agar terhindar dari kerusakan-kerusakan yang dapat menurunkan mutu buah perlu diperhatikan perlakuan-perlakuan yang diberikan.












Pemanenan
 







Pegumpulan
 



























Grading
 





Pemeraman

 






Penyimpanan

 






Transportasi
 



Gambar 1.  Skema rantai penanganan pasca panen buah

1.   Pemanenan
Mutu buah-buahan yg baik hanya akan diperoleh bila dipanen :
-   Pada tingkat kematangan yang cukup
-   Dilakukan pada suhu udara belum terlalu panas
-   Produk harus diletakkan ditempat yang teduh.
-   Dilakukan secara hati hati dan harus bebas dari luka, 
     bintik, penyakit dan  kerusakan lainnya.
Tingkat kematangan buah-buahan dapat ditentukan dengan cara  visual, fisik, analisis kimia, perhitungan jumlah  hari setelah persemaian (penanaman), jumlah hari setelah keluarnya bunga, dan metode fisiologis.
Cara pemetikan yang baik adalah dengan alat petik berkantong yang dapat diatur panjang-pendeknya.Untuk melepaskan pisang dari tandannya digunakan alat penyisir pisang yang dibuat dari bahan besi tempa dan dapat dibuat sendiri oleh petani.

2.      Pengumpulan
            Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1.       Lokasi pengumpulan atau penampungan harus dekat dengan tempat pemanenan, 
2.      Wadah sebagai tempat penampung sementara antara lain berupa keranjang, peti, atau karung goni yang digunakan untuk mengangkut hasil panen dari lapang ke gudang penyimpanan.
3.      Buah-buahan harus dihindarkan dari kontak langsung dengan sinar matahari.
4.      Perlakukan/tindakan penanganan dan spesifikasi wadah yang digunakan harus disesuaikan dengan sifat dan karakteristik buah yang ditangani.
3.      Sortasi
Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah-buahan yang luka, busuk dan cacat lainnya untuk menghindari penyebab infeksi ke produk lain. Sortasi dilakukan dilapangan dan dirumah pengemasan baik secara manual maupun mekanis.
4.      Pencucian
Pencucian dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran (tanah) serta residu pestisida (insektisida atau fungisida), dapat dilakukan dengan cara menyikat buah dengan sikat halus.
5.      Grading
Grading bertujuan untuk memisahkan produk berdasarkan mutu, warna,berat dan ukuran.Umumnya pemilahan ini masih dilakukan secara visual dan manual, baik dikebun maupun rumah pengemasan. Selama grading harus diusahakan agar terhindar dari kontak sinar matahari langsung.
6.      Pengemasan
Pengemasan berfungsi untuk  melindungi buah-buahan dari kerusakan fisik selama pengangkutan. Bahan pengemas luar bisa terbuat dari kayu, rotan, bambu atau karton bergelombang. Sedangkan pengemasan untuk tingkat pengecer (disebut kemasan dalam) biasanya terbuat dari film plastik, kertas, plastik tercetak atau bahan campuran dari kertas dan plastik.
7.      Pelilinan
Pelilinan merupakan perlakuan khusus bagi beberapa buah yang bertujuan untuk mengurangi kehilangan air, meningkatkan umur simpan, mengurangi perkembangan penyakit mengganti bahan lilin alami pada buah selama pencucian, melindungi dari luka dan memperbaiki penampilan buah. Bahan lilin harus dari bahan yang aman untuk dikonsumsi.
8.   Pemeraman
Pemeraman(ripening) adalah proses untuk merangsang pematangan buah agar matang merata dengan menggunakan bantuan gas karbit atau etilen dan suhu yang digunakan berkisar 18-28°C dan harus diperhatikan karateristik biologis/fisiologis dari komoditas tersebut dengan tidak mencampurkan komoditas yang mempunyai sifat/karateristik fisiologis yang berbeda dalam satu tempat atau satu proses.
9.      Penyimpanan
Tujuan penyimpanan adalah untuk mempertahankan mutu dan kesegaran buah-buahan serta untuk memperpanjang masa simpannya.     
Berbagai teknologi penyimpanan telah banyak dilakukan untuk mempertahankan umur simpan buah diantaranya dengan metode CAS (Controlled Atmosphere Storage), MAP (Modified Atmosphere Packaging)
10.  Transportasi
-     Perlu diperhatikan sifat/karakteristik jenis produk yang diangkut, lamanya perjalanan, serta alat/sarana pengangkutan yang digunakan.
-     Buah yang diangkut sebaiknya terhindar dari sinar matahari secara langsung selama pengangkutan.
-     Buah yang diangkut agar dijaga dari kemungkinan terjadi benturan, gesekan dan tekanan yang terlalu berat sehingga dapat menimbulkan kerusakan atau menurunnya mutu produk tersebut.
Alat pengangkutan buah-buahan antara lain sepeda motor, truk dan kapal laut.
     
IV.        PENUTUP
            Penanganan pasca panen buah-buahan mempunyai kedudukan yang sama dengan penanganan sebelum panen (budidaya), hal ini untuk menjamin mutu buah agar tetap dalam kondisi prima sampai ke tangan konsumen.Sehingga kehilangan hasil produk dapat ditekan pada setiap rantai penanganan pasca panen dan meningkatkan mutu produk yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai ekonomis dan daya saing produk. 

No comments:

Post a Comment